Garut Junjung R.A. Lasminingrat Sebagai Pahlawan

Men-Sunda-kan Dongeng-dongeng Eropa

Pada tahun 1875, Raden Ayu berhasil menerjemahkan ke dalam bahasa Sunda, karya Christoph von Schmidt, Hendrik van Eichenfels, versi Belanda diterjemahkan dari bahasa Jerman tahun 1883. Judulnya menjadi Tjarita Erman yang ditulis dalam aksara Jawa, dicetak 6.015 eksemplar. Kemudian pada tahun 1911 terbit edisi dua, juga dalam aksara Jawa. Dan tahun 1922, terbit edisi ketiga, ditulis dalam aksara Latin.

Selanjutnya, tahun 1876, Lasminingrat menulis buku Warnasari atawa Rupa-rupa Dongeng, yang diterjemahkan dari karya Marchen von Grimm dan J. A. A Goeverneur, Vertelsels uit het Wonderland voor Kinderen, Klein en Groot (1872), dan beberapa cerita lainnya, ditulis dalam aksara Jawa. Tahun 1903 dan 1907 terbit edisi dua dan tiga. Tahun 1887, menulis Warnasari, Jilid 2 ditulis dalam aksara Latin, selanjutnya dicetak edisi kedua tahun 1909.

Bakat Raden Ayu Lasminingrat dalam mengarang, tak pelak lagi diwarisi dari ayahnya yang juga seorang sastrawan terkemuka, yang menghidupkan kembali bahasa Sunda di kalangan menak Sunda, termasuk warisan bakatnya diturunkan kepada Raden Kartawinata dan Raden Ayu Lenggang Kencana. Dari beberapa karyanya, Raden Ayu Lasmingrat dalam membuat terjemahan dengan cara menyadur sehingga cerita asing itu menjadi “membumi”, antara lain nama-nama para tokoh yang berbau pribumi (misalnya : “Erman”, “Ki Pawitra”) atau memberi warna Islami.

Selain itu, dalam karyanya ia mencoba menanamkan rasionalisme dalam dunia pribumi yang masih beralam tradisional yang diwarnai takhayul. Tidak hanya itu, Raden Ayu Lasminingrat juga mengedepankan soal pengetahuan dasar, baik itu tentang ilmu pengetahuan alam yang sangat dasar tentang sumber air (mata air, hujan), tentang cahaya (matahari dan lampu), tumbuh-tumbuhan, termasuk bagaimana mengajarkan tentang ke-Tuhan-an.

Leave a Reply