PBB Hadirkan Wadah UN Women

[RADIO NEDERLAND] – UN Women, atau Badan PBB untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan resmi dioperasikan Januari 2011. Sebetulnya badan itu sudah berdiri sejak Oktober 2010.

Isu pendidikan perempuan tetap menjadi prioritas utama Indonesia, kendati dana yang dialokasikan oleh Badan Perempuan PBB itu sangat terbatas, demikian dinyatakan pada wawancara Radio Nederland dengan Rena Herdiyani, direktur eksekutif Kalyanamitra.

Rena Herdiyani baru-baru ini menghadiri pertemuan antara masyarakat sipil Indonesia dengan UN Women. Dalam pertemuan tersebut dibahas apa saja prioritas yang seharusnya diutamakan oleh badan PBB UN Women tersebut.

UN Women sudah menyusun isu prioritas untuk lima tahun ke depan. Ada lima isu yang diprioritaskan antara lain memperluas suara perempuan, memperluas partisipasi, serta mengakhiri kekerasan terhadap perempuan.

Selain itu juga memperkuat impelementasi agenda perempuan dan keamanan. Di samping itu juga memperkuat pemberdayaan ekonomi perempuan, dan membuat prioritas kesetaraan gender dari pusat ke tingkat lokal.

“Jadi yang kita ingikan UN Women itu, dalam melihat isu perempuan juga harus melihat konteks situasi ekonomi dan politik yang dihadapi di Indonesia. Untuk itu, ketika mereka melakukan programnya di Indonesia maka, tidak saja membahas masalah kekerasan perempuan saja. Tapi juga masalah politik yang terkait dengan masalah perkembangan perempuan.”

Pendidikan Gender Indonesia menyoroti masalah pendidikan gender yang masih kurang dalam tema UN Women. Menurut Rena Herdiyani, pendidikan gender yang perlu diangkat. Namun masalah ini tidak berdiri begitu saja. Masalah itu terkait dengan problem kemiskinan. “Banyak juga sebagian besar perempuan di Indonesia terutama di pedesaan tidak bisa mengenyam pendidikan formal sampai ke jenjang tinggi.”

Kemudian, tambahnya hal tersebut juga tergantung masalah budaya. Budaya itu adalah laki-laki lebih diprioritaskan untuk mengenyam pendidikan tinggi dibanding perempuan. Untuk merubanya diperlukan strategi.

Strateginya adalah merubah pola pikir dalam budaya masyarakat Indonesia yang masih patriarki. Jadi harus ada kurikulum pendidikan gender di setiap tingkatan pendidikan formal di Indonesia.

“Mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi itu harus ada. Bahkan di institusi-institusi agama sebenarnya juga harus ada pendidikan gender. Kemudian yang terkait dengan kemiskinan harus ada kebijakan dari negara untuk memberikan kuota beasiswa untuk siswa perempuan. Jadi lebih diutamakan untuk perempuan.”

Dana Terbatas

Dana sebesar 500 juta dolar yang dianggarkan UN Women ternyata menurut Rena Herdiyani, sangat terbatas. Untuk mengatasi persoalan perempuan di seluruh dunia itu kurang. Tapi ITU akan dicoba dimaksimalkan supaya hasilnya lebih efektif.

“Sebenarnya memaksimalkan saja dulu, karena UN Women ini kan juga baru, Efektivitas mereka masih diuji. Dengan harapan di masa mendatang dana itu bisa ditambah lagi.” :: www.rnw.nl/jan2011

Berikut adalah pengumuman resmi PBB pada peresmian UN Women, diambil dari website www.unwomen.org pada 1 Januari 2011:

The United Nations made history today as UN Women, the UN organization dedicated to gender equality and the empowerment of women, has officially begun its work. This ambitious new organization consolidates and scales up UN actions to achieve gender equality, offering the promise of accelerated progress in realizing the rights of women worldwide.

Formally known as the UN Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women, UN Women emerged from agreement by UN Member States — backed by strong advocacy from the global women’s movement — that more must be done so women can claim equal rights and opportunities.

“UN Women will significantly boost UN efforts to promote gender equality, expand opportunity and tackle discrimination around the globe,” Secretary-General Ban Ki-moon said.

“This is a time of great promise,” said UN Women Executive Director Michelle Bachelet, formerly President of Chile. “We have a historic opportunity to accelerate the achievement of what champions of gender equality have worked towards for years.”

UN Women was created by a UN General Assembly resolution in July 2010, becoming fully operational on 1 January 2011. It merges and builds on four parts of the UN system:

  • Division for the Advancement of Women
  • International Research and Training Institute for the Advancement of Women
  • Office of the Special Adviser on Gender Issues and Advancement of Women
  • United Nations Development Fund for Women

As a global champion for women, UN Women will work with UN Member States to agree on international standards for gender equality, and help countries implement those standards. It will assist other UN agencies engaged with a broad spectrum of development issues to integrate gender equality priorities in their activities. Carrying out its programmes, UN Women will also work closely with civil society partners.

Gender equality is a basic human right and has enormous socio-economic ramifications. Empowering women fuels thriving economies, for example, spurring productivity and growth.

Many countries have made significant progress in advancing women’s standing, but gender discrimination remains deeply entrenched in every society. Women continue to suffer extreme forms of violence, and are locked out of many economic opportunities. Only low numbers participate in politics.

The United Nations has consistently supported progress in addressing these shortfalls but has faced hindrances including inadequate funding. A minimum of US$500 million has been set as the annual operating budget for UN Women. :: unwomen.org/jan2011

Leave a Reply