Dr. Hj. Ani Latifah Antar Puskesmas Padaan Ke Mutu ISO 9001:2000

Puskesmas Pandaan, Jawa Timur.

Dengan tekad memberi pelayanan prima dengan landasan standar mutu manajemen taraf internasional ISO 9001:2000, motto ‘memberi salam dan senyum dalam pelayanan’, sederet penghargaan atas prestasinya dan didukung penuh oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pandaan dan mitranya, puskesmas Jawa Timur satu ini pantas disebut salah satu puskesmas terbaik di Indonesia.

Di bawah pimpinan Kepala Puskesmas saat ini Dr. Hj. Ani Latifah, Puskesmas Pandaan berkembang pesat. Tentu hal ini tidak dicapai dengan mudah.

Dr. Ani bergabung dengan Puskesmas ini pada tahun 2004. Mula-mula dia hanya mengamati. Dia prihatin terhadap citra dan gaya kerja staf Puskesmas yang tidak profesional dan pasien-pasien banyak yang tak puas. Tahun ke-2 beliau baru membuat perencanaan. Dengan prinsip “kerja dulu, rezeki akan mengikuti”, pelan-pelan dia merubah gaya berpikir staf-nya dengan memberi contoh sikap kerja profesional. Akhirnya stafnya tidak enak sendiri. Mereka mulai melakukan perubahan pada gaya kerja mereka.

Tahun berikutnya FKM Universitas Airlangga memperkenalkan “Balance Scorecard” (Kaplan and Norton) sebagai alat bantu untuk menata kembali pelayanan Puskesmas secara menyeluruh berdasarkan citizen charter dan nilai-nilai kewirausahan (entrepreneurship). Dengan BSC ini mental-mental enterpreneur Puskesmas dimunculkan sehingga mampu berinovasi dalam pengembangan Puskesmas yang mendorong kemandirian Puskesmas dalam mengelola dirinya.

Memang akhirnya Puskesmas ini secara fisik direnovasi total dengan bantuan dari mitranya (10 perusahaan). Tapi fasilitas hebat tak ada artinya tanpa dukungan SDM yang hebat. Yang patut dicontoh adalah motivasi staf Puskesmas Pandaan. Mereka lebih fokus pada pengembangan teamwork dengan misi membuat ‘superteam’.

Sistem motivasi Dr. Ani pada stafnya adalah sistem “reward dan punishment”. Ia punya satu tim yang bertugas menilai para staf. Tim ini terdiri dari dokter, bidan, perawat dan staf Tata Usaha. DR. Ani tinggal kritis saja menanyakan alasan rekomendasi tim tersebut. Atas rekomendasi tim ini, staf teladan dipuji dan diumumkan. Yang konduite kerjanya mengecewakan ditegur secara lisan dan bila sangat parah ditegur secara tulisan. Yang terlambat atau tidak masuk tanpa alasan jelas bisa mendapat pengurangan gaji (salah satu bentuk punishment). Dari hasil pemasukan Puskesmas ini, para staf bisa melancong ke Bali tahun ini bersama keluarga lagi (salah satu bentuk reward).

Bila ada keluhan dari konsumen, ditelusuri dalam waktu 2 x 24 jam, bahkan sampai ke rumah pasien. Sehingga pasien pun puas atas pelayanan puskesmas ini dan tentunya staf berusaha agar tidak ada keluhan dari pasien di masa mendatang.

Hal-hal tersebut di atas telah mendorong para staf untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

Para kader Posyandu binaan Puskesmas Pandaan.
Para kader Posyandu binaan Puskesmas Pandaan.

Selain itu sebagai sebuah Pusat Kesehatan Masyarakat, mereka juga melakukan binaan dengan mendatangi Posyandu, Pustu dam lain sebagainya. Salah satunya adalah aktif di desa Durensewu yang berada tidak jauh dari Puskesmas Pandaan. Desa ini punya kader yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Tugas kader-kader ini adalah menjadi penjaga Posyandu sehari-hari (dengan tugas-tugas ringan seperti menimbang berat bayi atau lansia), memberi penyuluhan tentang kebersihan, pengaturan sampah, dan lain-lain panduan kesehatan umum. Para kader adalah teladan yang mengagumkan karena bersedia turun tangan, gotong-royong, memberi waktu dan tenaga untuk orang lain tampa pamrih. Walau ada imbalan, jumlah kecil sekali, hanya Rp. 5.000,- per bulan.

sumber >> blog Myrna Butar-butar, http://myrnabutar2.multiply.com/photos/album/33/Puskesmas_Pandaan_Pasuruan_East_Java#

Leave a Reply