Jumlah Perempuan Anggota DPR Pada Titik Tertinggi

Apakah perempuan di Indonesia masih menghadapi diskriminasi dalam kehidupan masyarakat?

[BBC Indonesia] – Jumlah politisi perempuan di parlemen Indonesia mencapai titik tertingginya sejalan dengan usulan yang mengharuskan sedikitnya 30% kursi DPR dan DPRD untuk perempuan mulai bergulir tahun 2003.

Dari 650 anggota DPR saat ini, 101 kursi (18,03%) diduduki politisi perempuan dari berbagai partai, atau naik dari pemilu 2004 -ketika politisi perempuan di DPR mencapai 11,6%- sementara hasil pemilu 1999 mendudukkan 8,6% perempuan di DPR.

Bagaimanapun muncul kritik terhadap kebijakan yang mengharuskan proprosi politisi perempuan di DPR karena tanpa kriteria yang jelas. “Tidak ada ketentuan kriteria atau kontestasi sehingga kita seperti memberi cek kosong. Akibatnya sembarang perempuan bisa jadi politisi,” kata Ani Soetjipto, peneliti dan pengajar program pasca sarjana FISIP UI yang sejak awal mendukung kebijakan afirmatif.

Sementara itu beberapa pekerjaan yang didominasi oleh kaum pria juga sudah dimasuki oleh perempuan. Perusahaan Transjakarta Busway, misalnya, memiliki 80 pengemudi perempuan. “Buat saya di sini sama saja, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan karena jam kerjanya juga sama, gaji juga sama,” Nurjanah, salah seorang pengemudi perempuan Transjakarta Busway. Namun masih banyak perempuan Indonesia yang tidak memiliki pilihan, para pekerja rumah tangga yang bepergian ke luar negeri walaupun -seperti yang diberitakan- menghadapi ancaman kekerasan dari para majikan.

Sementara di bidang profesional, tidak sedikit pula kaum perempuan yang mengaku tidak bisa menapak karir sama seperti rekan prianya. Bagaimana pendapat anda atas kesetaraan antara perempuan dan pria di Indonesia? Apakah masih perempuan di Indonesia masih membutuhkan kebijakan afirmatif yang memberikan kesempatan lebih besar bagi kaum perempuan untuk bisa berperan sama dengan kelompok pria?

SAMPAIKAN PENDAPAT ANDA

Mungkin anda bisa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari bahwa status perempuan dan pria di Indonesia sudah sama atau malah contoh bahwa perempuan masih menghadapi diskriminasi? Anda juga bisa mengirimkan saran untuk memperkecil jurang partisipasi antara perempuan dan laki-laki dalam bidang bisnis, sosial, politik, budaya dan bidang kehidupan lainnya. Kirimkan ke Forum BBC Indonesia, yang juga bisa anda dengar dalam siaran Kamis pukul 18.00 WIB dan Senin pukul 05.00 WIB.
Email >>
Telepon bebas pulsa >> 0800 140 1228 (Senin-Jumat, Pukul 16.00-20.00 WIB)
Komentar Masyarakat

“Mungkin untuk urusan aktifitas, terkadang memang perempuan bisa merajai dan sudah tidak bisa dipungkiri lagi di jaman yang serba modern seperti sekarang. Bukankah seperti itu, cita-cita atau hal yang diperjuangkan RA Kartini, yang selalu ingin mengangkat derajat kaum hawa. Akan tetapi, mungkin akan berbeda peran dan fungsi untuk urusan rumah tangga. Perempuan masih harus memegang peran sepenuhnya sebagai ibu yabng selalu memperhatikan dan menceriakan anak-anaknya dan sebagai istri yang setia melayani dan membahagiakan suaminya. Mungkin begitu.”
Yudha Candradimuka, Komunitas BBC Indonesia di Facebook.

“Semoga semakin banyak wanita Indonesia yang berkarya, bermanfaat, dan dikenal di mata internasional.”
Eko Supriyanto, Komunitas BBC Indonesia di Facebook.

“Untuk daerah perkotaan, sudah ada kesetaraan antara perempuan dengan pria. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perempuan yang memegang posisi penting baik di pemerintahan, maupun bisnis. Sebaliknya untuk daerah perdesaan, perempuan masih mengalami diskriminasi dan cenderung dieksploitir. Misalnya: upah yang lebih rendah dari pria, tidak diberi kesempatan untuk melanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dipaksa kawin pada usia muda, dan penyeludupan manusia.”
Aristides Mota, Bogor.

“Wanita di daerah pedesaan jarang memiliki kedudukan, selalu diatur. Peningkatan perempuan untuk kesetaraan masih perlu ditingkatkan lagi.”
Nida Pngnbysaa KuasaidRi, Komunitas BBC Indonesia di Facebook.
“Tingkatkan peran perempuan di parlemen minimal 40%. Lebih fokus melindungi TKW di LN, mengeliminir praktek nyata diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan, peran nyata perempuan dalam membantu ekonomi keluarga dengan modal pinjaman lunak dari pemerintah jadi realitas, NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) di era reformasi kembali jadi idola.”
AG Paulus, Purwokerto.

Leave a Reply