Komnas Perempuan Hargai Pengabdian Enam Pembela HAM

VIVA.CO.ID + KOMPAS.COM – Komisi Nasional (Komnas) Perempuan memberikan apresiasi kepada enam perempuan Indonesia yang telah berjuang dalam penegakan Hak Asasi Manusia (HAM), khususnya hak asasi kaum perempuan. Ketua Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Azriana mengatakan, dedikasi tersebut merupakan salah satu bentuk Komnas Perempuan dalam mengenang dan mengambil semangat dari perjuangan keenam perempuan.

Adapun ke enam nama penerima penghargaan tersebut, yaitu Siti Latifah Herawati Diah (Belitung, 3 April 1917), Lily Zakiyah Munir (7 November 1951), Zohra Andi Baso (Labakkang, 17 April 1952), Mientje D.E. Roembiak (Biak, 19 Mei 1952), Yanti Muchtar (Surabaya, 16 Juni 1962), dan Theresia Yuliawati Sitanggang (Banyuwangi, 25 Juli 1981).

“Di mana ke enam perempuan ini memang telah wafat. Namun, perjuangan mereka yang sampai saat ini terus menginspirasi kami,” kata Azriana dalam acara penghargaan untuk para Perempuan Pembela HAM di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis, 8 Desember 2016.

Menurutnya juga, dari perjuangan dan semangat itu lah akhirnya yang menginsipirasi penerus agar mampu bekerja untuk membantu pemerintah memajukan HAM. Terutama dalam hak asasi perempuan di Indonesia.

“Ini juga memberikan sejumlah perempuan pembela HAM lainnya yang sampai saat ini terus bekerja membantu pemerintah memajukan HAM terutama hak asasi perempuan di indonesia,” kata Azriana.

Sejajarkan Status Pembela HAM dengan Pekerja Sosial

Azriana berharap pemerintah bisa mensejajarkan kedudukan para pembela hak asasi bagi perempuan dengan pekerja sosial atau kader program pemerintah. Dengan cara tersebut, kata Azriana, para aktivis perempuan akan merasa lebih aman dalam memperjuangkan hak-hak asasi perempuan. Sebab, legitimasi terminologinya menjadi sejajar.

“Ada harapan sederhana saja, supaya pengakuan kerentanan mereka bisa diminimalkan. Dengan pengakuan, mereka (aktivis perempuan) bisa lebih tenang bekerja, karena mereka tahu mereka dilindungi dan aman, dilindungi dari intimidasi dan kekerasan,” ujar Azriana.

Azriana mengatakan, untuk mencapai tujuan itu, pihaknya terus berkomunikasi dengan pemerintah. Sehingga, pemerintah akan mengenal lebih dalam lagi perjuangan perempuan pembela HAM.

“Kemudian bisa menempatkan mereka (aktivis perempuan) di dalam terminologi negara sejajar dengan pekerja sosial, sejajar dengan kader-kader program pemerintah yang selama ini diakui oleh negara,” tutur Azriana.

Menurut Azriana, status para aktivis perempuan patut disejajarkan dan diapresiasi dengan memberikan penghargaan. Sebab, mereka telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk membantu perempuan-perempuan lainnya agar mendapatkan hak-haknya.

“Keluar dari segala persoalan-persoalannya, membantu ibu-ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Mereka berdiri di garis depan, membuka akses perempuan-perempuan di pedalaman supaya mendapat pelayanan publik yang lebih mudah,” ujarnya. :: VIVA.CO.ID + KOMPAS.COM/des2016

 

http://www.viva.co.id/berita/nasional/857315-enam-perempuan-pembela-ham-yang-menginspirasi

http://nasional.kompas.com/read/2016/12/08/22031971/komnas.perempuan.ingin.aktivis.perempuan.diakui.pemerintah

 

Leave a Reply