Koper Indie, Keberanian Berkreasi Mandiri

[SUMUTPOS] – Koper Indie, Komunitas Perempuan Indie, begitu komunitas ini menamakan kelompoknya. Berawal dari pertemuan sembilan cewek (Asri, Ayu, Asya, Diah, Fani, Novi, Rinda, Ulan, Yokko) dalam sebuah organisasi kampus, Persma Kreatif Unimed (Universitas Medan).

Kemudian kesembilan perempuan ini membentuk sebuah komunitas dengan tujuan mempererat tali silaturahmi dan ajang bertukar pikiran. Koper Indie berdiri pada 22 Maret 2009.

“Awalnya kami bingung karena di Persma Kreatif tempat kami biasa menyibukkan diri telah ada anggota baru. Otomatis kegiatan organisasi banyak dipusatkan pada anggota baru. Sementara kami masih ingin membuat event namun bingung menggunakan nama apa. Akhirnya terbentuklah Koper Indie ini,” ungkap Diah, salah satu pencetus lahirnya Koper Indie.

Sejak saat itu mereka selalu mengadakan kegiatan dengan mengusung nama Koper Indie. Kegiatan yang dilakukan pun beraneka ragam. Baik bakti sosial, seminar, jelajah malam, buka usaha bareng, nonton bareng, jalan-jalan atau sekadar ngumpul dan saling berbagi cerita. Berbeda dengan komunitas pada umumnya, yang biasanya mengidentikkan diri terhadap suatu hal seperti hobi atau profesi, Koper Indie tak pernah memusingkan ke mana arah komunitasnya.

“Kita bebas berekspresi. Selagi itu tak menyalahi aturan dan tidak merugikan orang lain, lakukan saja,” terang Novi. Komunitas yang menampung segala ide-ide dari anggotanya, menurut Diah, tidak terpatok pada satu kegemaran atau satu bidang saja.

“Maksud awalnya sih sederhana, kita tuh pengen mempertahankan jiwa indie kita. Indie atau independent di sini bukan berarti kita menganut paham bebas sebebas-bebasnya hingga tidak memikirkan orang lain,” sebut Novi.

Menurut Diah, bebas di sini adalah bebas melakukan apa yang diinginkan, bebas mewujudkan ide-ide dan mimpi-mimpi, dengan catatan tidak menyalahi aturan dan tidak mengusik orang lain. “Bahasa simpelnya sih, berani mandiri dan jadi diri sendiri,” tambah Diah.

Sejak awal berdiri hingga saat ini, anggota Koper Indie tetap sembilan orang. Hal tersebut bukan karena tak ada yang tertarik masuk menjadi anggota, namun memang mereka ingin menjadikan Koper Indie sebagai salah satu identitas mereka bersembilan. Mereka ingin menjadikan Koper Indie sebagai salah satu saksi bahwa mereka pernah satu angkatan di Persma Kreatif. :: hariansumutpos/uma/7feb2012

 

Leave a Reply