Lahir Komunitas Perempuan Untuk Lestarikan Kebhinnekaan Budaya Lokal

ANTARA – Sebanyak 30 perempuan yang berasal dari berbagai latar belakang mendeklarasikan diri sebagai kelompok bernama Komunitas Perempuan Pelestari Budaya. Komunitas ini berkomitmen untuk melestarikan budaya tradisional yang ada di Indonesia.

Peresmian Komunitas Perempuan Pelestari Budaya dilakukan di Synthesis Residence Kemang, Jalan Ampera Raya, Cilandak, Jakarta Selatan pada 18 November 2018. Acara itu dihadiri oleh seniman senior Titiek Puspa. Titiek pun didaulat untuk meresmikan komunitas yang diketuai oleh founder Yayasan Belantara Budaya Diah Kusumawardani Wijayanti tersebut.

“Saya sangat bangga sekali. Saya sudah lama sekali ingin melihat wanita bergelung. Gelungan ini membuat Anda cantik. Ibu-ibu ini membuat saya sangat bahagia dan lega. Kenapa? Karena di zaman begini ini masih ada wanita-wanita yang mau menyisihkan waktunya untuk mensyukuri karunia dari Tuhan yang telah diwariskan oleh para leluhur dari Sabang sampai Merauke,” ucap Titiek Puspa seperti dikutip laman hiburan Gohitz.com.

Sementara itu dalam sambutannya, Diah menuturkan bahwa Komunitas Perempuan Pelestari Budaya memiliki anggota yang berasal dari berbagai latar belakang profesi. Mulai dari pemilik yayasan, psikolog, notaris, direktur perusahaan, bankir, humas hingga ibu rumah tangga.

Mereka kemudian sama-sama menyatukan misi untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia. Mereka tidak ingin budaya-budaya lokal kalah dengan budaya-budaya asing yang kini sudah banyak sekali masuk di Indonesia.

“Sebenarnya adanya budaya dari luar tidak apa-apa, tapi kita, anak-anak kita, harus mengerti, harus mengenal dulu budaya asli Indonesia seperti apa. Kami berharap budaya tradisional kembali menjadi identitas bagi bangsa Indonesia. Kami juga ingin menjadi sebuah komunitas menunjukkan kebhinnekaan,” ucap Diah.

Setelah diresmikan, Komunitas Perempuan Pelestari Budaya ini akan langsung menjalankan berbagai kegiatan yang sudah dipersiapkan, seperti menggelar kegiatan amal untuk para penderita AIDS. Kemudian mereka akan pergi ke Nusa Tenggara Timur untuk membantu pendanaan sekolah tari yang ada di sana.

Tidak hanya itu, Komunitas Perempuan Pelestari Budaya juga akan menggelar pentas seni musik dan tari tradisional di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta. Lalu, salah satu kegiatan besar yang dicanangkan untuk tahun 2018 adalah pementasan seni tari di dua negara sekaligus, yaitu Spanyol dan Portugal.

“Kita berharap nantinya Komunitas Perempuan Pelestari Budaya ini akan seperti GNOTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh). Tapi bentuknya bukan perorangan tapi kelompok. Salah satunya kita bisa jadi orangtua asuh untuk sekolah-sekolah tari yang ada di Indonesia,” tutur Diah.

Di lain pihak, sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Perempuan Pelestari Budaya, Synthesis Residence Kemang juga meresmikan sekolah tari tradisional gratis. Sekolah ini merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan Belantara Budaya Indonesia.

Sekolah tari gratis ini akan diadakan setiap Sabtu mulai pukul 14.00 WIB. Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat, sekaligus sebagai media berkumpul untuk bersama-sama menjadi pelestari budaya Indonesia. :: ANTARA/MriaCicilia Galuh/20nov2018

Leave a Reply