Penyair Nana Eres Tembus Asia Tenggara

MENGAJAKMU PULANG

Tak ada yang beda
pada hujan
dan kemarau
jeda di antaranya menguraikan doa
pada lengan sunyi

aku tak pernah lagi
mengirim rindu padamu
pada hujan
atau kemarau
sebab aku mau menidurkanmu
di atas semak perdu

aku ingin mengajakmu pulang
ke asal mula hatimu

: aku
Tegal, 2008

Nana Rishki Susanti, alias Nana Eres, pujangga yang tembus ajang Asia Tenggara.
Nana Rishki Susanti, alias Nana Eres, pujangga yang tembus ajang Asia Tenggara.

[PORTALSEMARANG+JENDELASASTRA] – Penyair kelahiran Tegal yang kini bermukim di Semarang, Nana Eres, berhasil meraih predikat Penyair Panggung Terbaik II Asia Tenggara dalam Tarung Penyair Panggung se-Asia Tenggara di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 14-16 April 2011 kemarin. Ia bersaing dengan 50 penyair lain dari berbagai negara anggota ASEAN.Nana harus mengakui keunggulan wakil Bengkalis, Kepulaian Riau, Jefri al Malay yang akhirnya dinobatkan sebagai Terbaik I. Ia membacakan sajak berjudul “Anjung-Anjung”. Sementara terbaik III disandang penyair asal Tanjungpinang, Badrus.

Meski demikian, pemilik nama lengkap Nana Riskhi Susanti itu mencatatkan diri sebagai penyair termuda. Pada babak final, ia berhasil mengalahkan tiga penyair asal Jawa Tengah lain, Apito Laire (Tegal), Ashari (Jepara), dan Ulil (Kudus).

Nana Eres lahir di Tegal, 02 oktober 1990. Menulis puisi, cerpen, lakon dan esai, sejak SMA. Bergabung dalam sanggar Lare’S Dramatik Tegal. Puisinya dimuat dalam antologi Aku Ingin Mengirim Hujan (Dewan Kesenian Semarang, 2008) dan beberapa koran lokal.

Dihubungi Minggu (17/4/2011), Nana menceritakan, tarung terbagi atas dua babak, yakni penyisihan dan final. Pada babak penyisihan setiap peserta membaca puisi karya sendiri dan 1 puisi melayu karya walikota Tanjungpinang, Suryatati A. Manan. Pada babak final, mereka membaca 1 puisi karya sendiri yang belum dibaca pada babak penyisihan.

Nana Eres tercatat sebagai penyair panggung termuda membacakan sajak “Di Mata Nenek” dan “Melayukah Aku” di penyisihan. Membacakan sajak “Pelajaran dari Guru yang Buta dan Murid yang Tuli” pada babak final.

Pada babak penyisihan, penampilan Nana berhasil memukau juri Ahmadun Yosi Herfanda, Jose Rizal Manua, dan Tuseran Suseno. Sedangkan di babak final dipilih 15 penyair unggulan dan dinilai oleh juri tunggal, Sutardji Calzoum Bachri.

Nana Eres, satu-satunya perempuan yang lolos final Tarung Penyair Panggung Asia Tenggara 2011.
Nana Eres, satu-satunya perempuan yang lolos final Tarung Penyair Panggung Asia Tenggara 2011.

Tiga unggulan harapan dalam kompetisi tersebut diraih Krisna Pabicara (Bali), Raudah jamlah (Medan), dan Fauzi (Tanjungpinang). Menurut Nana, Taruang Penyair di Tanjungpinang baru pertama kali diselenggarakan.

“Tujuannya untuk mengangkat marwah pemanggungan puisi, menemukan sosok penyair ideal yang juga mampu membacakan sajaknya secara kreatif dan khas,” kata remaja kelahiran 2 Oktober 1990 ini.

Sekadar catatan, pada ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) 2010, Nana menyumbangkan juara pertama pada nomor baca puisi putri dan juara ke-tiga lewat tulis puisi. Hanya beberapa hari sebelum dinyatakan lulus pada ujian skripsi bulan Maret 2011, Nana juga meloloskan dua proposal sekaligus yang dibiayai Dikti: penelitian dan pengabdian.

Hasil lengkap Tarung Penyair Panggung: juara I-III Jefri al Malay (Singapura), Nana Riskhi Susanti (Jawa Tengah), Badrus (Tanjungpinang, Kepri). Tiga unggulan (harapan): Krisna Pabicara (Bali), Raudah Jamlah (Medan), dan Fauzi (Tanjungpinang). :: PortalSemarang.com + JendelaSastra/april2011

Kumpulan puisi Nana Eres >> http://www.jendelasastra.com/dapur-sastra/dapur-jendela-sastra/lain-lain/puisi-puisi-nana-rishki-susanti-nana-eres

http://portalsemarang.com/nana-eres-penyair-panggung-terbaik-ii-se-asia-tenggara
http://www.jendelasastra.com/berita/nana-riskhi-pembaca-puisi-terbaik-asia-tenggara

Leave a Reply