Perempuan Penjaga Warisan Pusaka Kerajaan Banggai

perempuan-kamali[TITIKEMBUN] ~ Lazimnya, para penjaga istana dan benda-benda pusaka kerajaan adalah para lelaki yang perkasa, tapi lain halnya di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Hanya perempuan yang dipercayakan bertugas menjaganya. Dan hanya mereka yang berusia 50 hingga 80 tahun yang memenuhi syarat. Pimpinan bala pengawal ini diserahkan kepada seorang perempuan berusia 80 tahun bernama Patin. Ia adalah seorang keturunan langsung dari salah seorang raja yang pernah berkuasa di Banggai.

Kata Kamali Boneaka mempunyai arti mulia bagi masyarakat Banggai Kepulauan karena  secara harafiah berarti ‘rumah keramat’. Ini adalah bekas istana Kerajaan Babolau, salah satu kerajaan di Banggai Kepulauan yang ditaklukkan oleh Kesultanan Ternate dan kemudian bergabung dalam Kerajaan Banggai. Dari Kamali Boneaka inilah kita menarik garis keturunan Kerajaan Banggai.

Rumah panggung dari kayu yang masih berdiri kokoh konon sudah berumur ratusan tahun sehingga mengalami beberapa kali pemugaran. Di dalamnya tersimpan benda-benda pusaka yang usianya lebih kurang sama dengan usia rumah tersebut, seperti pedang, tombak, payung, dan bendera, juga kain pelantikan Tomundo sepanjang 17 meter berwarna merah.

Sangat mudah untuk meremehkan perempuan renta seperti Patin. Namun sejauh ini tidak pernah ada yang berani mengusili ataupun menjamah koleksi pusaka itu. Hanya seizin Patin seseorang diperkenankan masuk ke dalam istana.

Rumah pusaka berbentuk panggung itu terdiri dari sebuah teras, sebuah ruang utama seluas kurang-lebih 5 x 8 meter, dan dua ruang kecil — satu kamar tidur  dan satu lagi dapur. Untuk memasuki rumah pusaka ini disediakan dua tangga: di sisi kanan dan sisi kiri teras. Menurut tradisi yang berlaku, tamu hanya boleh naik dari tangga di sebelah kanan teras. Sehari-hari, Patin melakukan kegiatan dan tidur di ruang utama rumah pusaka Kamali Boneaka ini.

Di rumah keramat ini tersimpan sebuah bendera pusaka warisan leluhur dari abad ke-13. Warnanya merah-putih, seperti Sang Saka Merah-putih, namun ia merah-putih bersusun 13. “Kami yakin, Bendera Indonesia kini, terinspirasi salah satunya dari bendera Kerajaan Banggai,” kata Hamzen B. Kuat dari Lembaga Adat Masyarakat Banggai.

Benda-benda pusaka yang tersimpan di Kamali Boneaka tidak sembarang waktu bisa dipegang atau dibersihkan. Jadwalnya tiga tahun sekali. Membersihkannya pula harus menggunakan air yang diambil dari sebuah sumur yang dipercaya sebagai keramat di depan bekas Istana Kerajaan Babolau itu. Prosesi pencucian pusaka leluhur ini dinamakan Bakubusoi dalam dialek Banggai. Menurut Sri Wahyuni, salah seorang perempuan yang memelihara istana, benda-benda pusaka Kamali Boneaka hanya boleh disentuh oleh Patin, pemimpinnya.

banggai_kepAda dua pedang melekat di dinding. Ada pula sebuah tongkat kayu, sebilah tombak, tameng dan payung pelantikan Tomundo (raja/ratu) diikat dengan kain merah di tiang tengah rumah. Lalu ada dua botol berisi air dari sumur keramat. Di bagian kanan ruang utama Kamali Boneaka tersimpan sejumlah kain merah pengikat perut yang dipakai saat pelantikan oleh 12 perempuan penjaga Kamali, ditambah dengan 17 meter kain panjang yang juga berwarna merah. Itu digunakan saat mengelilingi Tomundu baru yang akan dilantik.

Molikur atau mengelilingi raja dengan kain panjang berwarna merah adalah satu tugas perempuan penjaga Kamali Boneaka,” tutur Patin.

Ada pula tiga butir telur Maleo (Macrocephalon maleo), yang besarnya tiga kali ukuran telur bebek, digantung di sudut kiri rumah. Ini adalah pelengkap acara Tumpe, yaitu upacara adat menyerahkan telur Maleo kepada Kamali Boneaka sebelum dimakan oleh raja atau warga lainnya.

Untuk menjaga Kamali Boneaka, Patin dibantu oleh para penjaga istana yang berjumlah 24 orang yang berusia 50 tahun ke atas, 12 perempuan dan 12 lelaki. Sehari-harinya, mereka bertugas membersihkan halaman istana, membersihkan istana dan menyiapkan makanan bagi Patin. Kamali Boneaka sangat dihormati dan kelestariannya sangat diperhatikan oleh setiap warga. “Kamali Boneaka ini adalah bekas Istana Kerajaan Babolau,” kata Patin.

Patin adalah warga terpilih yang memiliki hak istimewa untuk tidur dan makan di rumah peninggalan kerajaan leluhur tersebut. Ia dihormati sebagai sosok suci yang layak menjadi penjaga utama karena dirinya memenuhi semua syarat yang ditentukan adat, yakni keturunan langsung raja terakhir yang berdiam di istana itu, sudah tidak haid, dan tidak bersuami sehingga mampu sepenuh jiwa-raga mencurahkan dirinya bagi tugas mulia yang kini diembannya.

Sumber >> ‘Perempuan Perkasa di Kamali Boneaka’ oleh Titik Embun | http://jgbua.wordpress.com/

Leave a Reply