Segubal Hj. Hamawi Unggulan Lampung

sekubal-makanan-asli-lampung-republika_online

REPUBLIKA.CO.ID — Segubal atau sekubal, kudapan khas Lampung, mungkin masih bisa ditemui di pasar-pasar daerah Lampung pada perayaan hari-hari besar. Akan tetapi, kelezatan yang umum dikenal sebagai segubal tamong Hj. Hamawi (76 tahun) hingga kini masih dianggap belum tertandingi.

Menurut puteranya, Uyung Syafril (39), meskipun sudah tidak muda lagi ibunya masih aktif dan tetap banyak menerima pesanan segubal pada perayaan Idul Fitri, Idul Adha hingga perayaan adat serta pernikahan yang datang dari berbagai kalangan, termasuk para pejabat di Lampung.

“Bisa menjadi seserahan seperti roti buaya di Jakarta,” ungkap Uyung saat ditemui di tengah kegiatan Jelajah Rasa di Lapangan Saburai, Lampung, bulan Agustus 2016.

Buatan “Orang Dulu” yang Dicari

Uyung menilai segubal buatan “orang dulu” masih banyak dicari karena memiliki cita rasa yang berbeda dari segubal yang kini beredar di pasaran. Segubal tamong, menurut Uyung, memiliki tekstur yang lebih lembut sehingga sangat nyaman ketika dinikmati kelezatannya. “Kalau segubal di pasar agak keras,” lanjut Uyung.

buak-tat-lampung-1473130877Dalam upaya melestarikan kelezatan segubal tamong, Uyung pun mulai belajar dan membantu sang ibu saat membuat segubal. Meski begitu, Uyung mengaku belum bisa membuat segubal sendiri yang citarasanya benar-benar menyamai buatan ibunda.

Menurut Uyung, yang membedakan segubal buatannya dan buatan sang ibu mungkin terletak pada proses mengaron ketan yang digunakan. Uyung mengatakan, ibunya mengaron ketan dengan lebih telaten. “Kuncinya di situ (proses mengaron),” ujar Uyung.

Aneka Citarasa, Mengikuti Zaman

Dengan citarasa yang lezat, tak heran jika segubal buatan Uyung bersama sang ibu laris ketika dijajakan melalui food truck. Beberapa jam sebelum Jelajah Rasa berakhir pada hari pertama, segubal Uyung dengan variasi original, cokelat atau susu sudah hampir ludes. “Hanya tinggal satu (porsi) segubal lagi yang tersisa,” terang Uyung.

Segubal asli khas Lampung, lanjut Uyung, biasa disajikan dengan ketan hitam. Akan tetapi, segubal juga bisa disajikan dengan rendang hingga kuah opor, seperti saat Lebaran. Untuk merangkul generasi muda, Uyung-lah yang menciptakan segubal dengan topping cokelat, susu, hingga keju. :: Republika.co.id/27agu2016

sumber > http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/kuliner/16/08/27/ock4cd384-berburu-segubal-nenek-yang-langka

foto > coklatkita.com

 

Leave a Reply