Transparansi Ada Di Kelompok Tani Perempuan Oransbari

Kelompok Tani Tuai yang rapi manajemen di distrik Oransbari, Papua Barat.

BINASWADAYA – Distrik Oransbari terdiri dari warga transmigran dan penduduk asli. Perkembangan distrik mulai terlihat dengan menjamurnya beberapa rumahmakan danrumahwarga yang dijadikan penginapan. Kendala yang dihadapi saat ini adalah pasokan listrik yang masih terbatas. Dalam satu hari listrik dapat digunakan dari sore hari hingga jam 12 malam saja.

Sejarah Kelompok Tani Perempuan Tuai

Pembentukan Kelompok Tani Tuai tidak lepas dari program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) bidang Pertanian bersama seluruh anggota tani, kelompok masyarakat, kepala kampung dan petuga penyuluh lapangan melakukan musyawarah bersama pada tahun 2010. PNPM mengajak kaum perempuan di Distrik Oransbari, Papua, membentuk kelompok guna membangun daerah dengan usaha secara bersama.

Pada awalnya kelompok tani berjalan tersendat karena keterbatasan modal dan SDM. Kelompok sempat mendapat bantuan berupa bibit rambutan. Karena menunggu lama masa panen, akhirnya perencanaan tahun 2011 – 2012 kelompok beralih ke minyak kelapa. PNPM menyumbang modal dengan inventaris barang berupa peralatan untuk mengolah kelapa menjadi minyak.

Catatan Rapi, Terkelola Transparan

Kelompok ini mempunyai catatan yang rapih, termasuk memiliki buku daftar anggota, buku pengurus, buku tamu, buku daftar hadir, buku notulen, dan buku inventaris. Administrasi keuangan anggota memiliki buku kas, buku tabungan bank, dan buku arisan.Satu kali dalam sebulan anggota berkumpul untuk membicarakan laporan dan rencana kegiatan selama satu bulan.

Administrasi kelompok menjadi bukti dan transparansi keuangan yang dapat diaskes dengan mudah oleh anggota kelompok. Saat ini hasil penjualan disimpan dalam buku tabungan, keuangan kelompok per September 2013 sebesar Rp. 5.599,992,-.

Minyak kelapa merupakan produk olahan kelapa yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang cukup baik. Di distrik Oransbari, yang merupakan daerah pesisir pantai, banyak dijumpai pohon kelapa yang menjadi bahan baku minyak. Bahan baku yang berlimpah inilah membuat kelompok tidak membutuhkan biaya untuk pengadaan bahan baku. Pemasaran hasil produksi dilakukan di tingkat kampung, distrik dan kabupaten. Dalam satu bulan kelompok menghasilkan 50 liter minyak kelapa dan seluruhnya selalu habis terjual. Kelompok menjual minyak kelapa per jerigen, harga jual cukup tinggi yaitu Rp 80,000 sampai Rp 100,000 per derigen isi 5 liter.

Menuju Terbentuknya Koperasi

Kampung Oransbari mempunyai keunggulan dalam minyak kelapa yang dihasilkan secara tradisional. Selain meningkatkan perekonomian kelompok, warga juga menghasilkan minyak kelapa secara perorangan. Selain Kelompok Tani Tuai, ada 2 kelompok lain di satu wilayah distrik dengan usaha yang sama.  

Secara bertahap kampung Oransbari mulai berkembang dengan usaha minyak kelapa. Sejak terbentuknya kelompok tani, kaum perempuan, khususnya ibu rumahtangga yang awalnya tidak ada kegiatan, sangat bersyukur karena bisa melakukan kegiatan produktif secara bersama. Kepala kampung Oransbari juga sangat mendukung kegiatan kelompok tani Tuai. Dukungan juga datang dari warga dan Pemda setempat. Ke depanya kelompok akan berkembang dengan membuka koperasi kecil yang dimulai akhir tahun 2013 ini. :: BINASWADAYA/23okt2013

Leave a Reply