Cara Indie, Endah Raharjo Luncurkan Novel Perdana

Para penulis di Kampung Fiksi, Endah Raharjo memakai rok warna-warni.

Penerbitan Indie sebagai Alternatif

Saya kira, kita memang tidak perlu merasa takut untuk menerbitkan karya kita sebagai buku. Kita bisa menerbitkan secara indie. Ini tidak mahal. Saya hanya menghabiskan uang sebesar 1,5 juta rupiah. Saya saja bisa nekat, apalagi bagi teman-teman yang karyanya memang lebih bagus.

Kelompok kami yang bernama Kampung Fiksi sudah menerbitkan beberapa buku dengan menjalin kerjasama dengan pihak lain.

Menerbitkan karya memang tidak semata-mata berkaitan dengan persoalan uang. Saya percaya soal uang pastilah ada jalannya sendiri.

Rencana Selanjutnya

Pada saat ini saya juga tengah menyelesaikan dua novel. Pertama saya beri judul ”Buah Rahim” yang bercerita tentang seorang perempuan yang memutuskan menanamkan benih ke rahimnya. Tapi sayangnya ia harus ke luar dari Indonesia.

Satu lagi saya terilhami ketika perjalanan terakhir ke Burma, bertemu dengan seorang laki-laki yang sangat keren yang membuat saya termehek-mehek. Wajahnya seperti samurai. Dia sangat seksi sekali. Saya membuat judul ”Lelaki Berlongyi Biru”.

Saya berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan apresiasinya. Ini merupakan moment yang menandai setengah abad saya. Ini semacam penanda bahwa banyak yang bisa dilakukan oleh ibu-ibu. Ini akan saya promosikan ke ibu-ibu di kampung saya untuk menuliskan curahan-curahan hatinya.

Apa yang saya kerjakan, tentu juga berkat dukungan dari teman-teman semua.

 

Yogyakarta, 8 Juli 2012

http://odishalahuddin.wordpress.com/2012/07/29/proses-kreatif-endah-raharjo/

foto dokumentasi >> Endah Raharjo + kampungfiksi.com

 

Leave a Reply