Kearifan Sungai Citarum Ada di Perempuan

Robiah hanya tamat Sekolah Dasar. Meski demikian keinginannya untuk terlibat demi “kesehatan” ruang hidupnya terbitkan inisiatif Robiah untuk menggali pengetahuan dari setiap hasil seminar dan penyuluhan yang diikuti suaminya. Robiah menuturkan, “saya suka nanya ke suami, apa hasil pertemuan tadi. Nanti tugas saya menyampaikan ke ibu-ibu pengajian. Trus juga ada spanduk-spanduk panjang ‘mari kita lestarikan DAS untuk anak cucu kita.’ Saya berusaha menyampaikan sedikit-sedikit kepada masyarakat di majlis-majlis taklim. Karena kebetulan saya punya majlis taklim. Jadi ibu-ibu diajak supaya mengerti. Ya, ada yang nurut, ada yang ‘gimana atuh nyak kan kita mandi di Citarum.’ Saya bilang, ya karena kita mandi di Citarum , nyuci di Citarum, segala macam di Citarum, maka kita harus jaga Citarum tersebut. Itu yang sering saya sampaikan.”

Robiah telah jatuh hati pada DAS Citarum. Kepeduliannya terhadap lingkungan yang bersanding pada tempat hidupnya ia tempakan dengan mengajak masyarakat lain untuk merawat hutan, penyangga sekaligus tempat aktivitas mereka.

Kepada sesama ibu-ibu di majlis taklim, Robiah mengisahkan tentang kondisi hutan saat ini. “Ibu-ibu sekarang kondisi hutan sudah gundul. Jadi kita usahakan dalam menggarap hutan jangan sampai menebang pohon, malah kita menanam kembali. Karena disini kan matapencahariannya berladang. Jadi kalau kita lihat di daerah sana banjir. Nah kalau  kita lihat di daerah kita juga gundul, banjir pun pasti datang pada kita. Trus kita di daerah sungai citarum, kita juga harus menjaga DAS itu. Saya suka menyampaikan itu di majlis taklim pengajian.”

DAS Citarum memiliki luas sekitar 1.771 km2 merupakan salah satu DAS terbesar di Jawa Barat. Guna keperluan pengelolaan (Perum Otorita Jatiluhur, 1990), DAS Citarum Hulu dibagi ke dalam lima sub-DAS; yakni Cikapundung, Citarik, Cisarea, Cisangkuy dan Ciwidey. Kondisi topografi menunjukkan dominasi pegunungan sepanjang batas DAS. Sedangkan area berupa dataran yang luas berada di tengah DAS. Tata guna lahan masih didominasi pertanian dan hutan. Ini ditunjukkan pada rentang waktu 1994-2001, luas lahan pertanian bertambah 40% sementara luas hutan berkurang hampir 60%.

Menilik data di atas, tak pelak jika Robiah memiliki keberanian untuk bertanya kepada suaminya tentang hasil pertemuan dengan berbagai instansi pemerintah dan LSM. “Saya tahu posisi suami saya tidak mungkin bisa meraup semua pekerjaan, karena dia kan punya berbagai macam kegiatan. Makanya saya berusaha mendampinginya biar sedikit besarnya informasi dari seminar itu sampai ke masyarakat.”

“Kita berusaha supaya pohon-pohon yang di pinggir sungai Citarum mah jangan ditebang; untuk serapan, untuk menjaga longsor. Sebagian masyarakat ada yang nurut yang sebagian lagi, yah ini mah tanah-tanah kita, pohon-pohon kita,” pungkas Robiah.

Leave a Reply