Red District Project, Jembatan Seni Budaya Wilayah Prostitusi

rdpart-tileRED DISTRICT PROJECT (RDP) adalah sebuah komunitas seni dan budaya yang didirikan di Yogyakarta awal tahun 2008. Fokus seluruh aktivitas yang dilakukan RDP adalah pada penyediaan ruang aktivitas seni dan budaya bagi masyarakat, hal ini didasarkan pada prinsip bahwa berkesenian adalah hak seluruh warga negara tanpa terkecuali.

Proyek nirlaba ini sejak berdiri mencita-citakan diri sebagai jembatan komunikasi dari wilayah marjinal, khususnya wilayah prostitusi, ke masyarakat luas melalui seni dan budaya. Dengan bakti ini, diharapkan kelak perbedaan pemahaman dalam masyarakat dapat diharmoniskan dan dikomunikasikan dengan baik melalui seni dan budaya.

Untuk itu dalam proyek pertamanya, RED DISTRICT PROJECT melakukan need assessment dan pendekatan secara langsung terhadap warga dan pekerja seks di Lokasi Pasar Kembang – Sosrowijayan Kulon secara intensif selama 4 bulan. Dan berdasarkan hasil need assessment tersebut, Red District Project mengelola dan membuka program residensi yang bersifat kolaboratif dan partisipatif untuk lembaga dan individu yang bergerak di bidang seni maupun lingkungan hidup selama 3 bulan untuk bekerja bersama warga, membuka ruang komunikasi dua arah tentang sistem lingkungan yang melingkupi wilayah prostitusi.

Program pertama tersebut dijalankan berupa bakti sosial seni dan budaya di wilayah Sosrowijayan, Yogyakarta, mulai 27 April 2009 hingga 21 Juli 2009. Program bakti sosial terdiri dari: Program Residensi Seni meliputi teater, tari, keterampilan (batik, celup ikat, aksesoris, Program Lingkungan meliputi pengolahan sampah plastik, penataan lingkungan hidup, dan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) adalah organisasi yang akan meneruskan dan mengelola hasil-hasil program keterampilan yang sudah diberikan dalam proses Bakti Sosial. Harapannya kemudian KUBE memberikan manfaat secara berkala bagi lingkungan Sosrowijayan.

Seniman-seniman dan lembaga yang terlibat di dalam rangkaian program Bakti Sosial ini adalah Emilia Javanica (America), Sohyun Park (Korea), Caroline Rika (Yogyakarta), Abdul Syukur (Yogyakarta), Endang Lestari (Yogyakarta), Rr. Grass Manupasa (Yogyakarta), Jogja Mural Forum (JMF) (Yogyakarta), Taring Padi (Yogyakarta), dan Lestari (Yogyakarta).

Kemudian untuk memulai keseluruhan rangkaian Bakti Sosial ini, maka RDP bekerja sama dengan CDS menggelar “Sosrow: Music, Art n Sosro” di halaman Kelurahan Sosromenduran, Jalan Sosrowijayan, Yogyakarta pada tanggal 25 April 2009 jam 19.30 – 24.00 WIB. “Sosrow: Music, Art n Sosro” merupakan acara pentas seni dan budaya dalam rangka pembukaan bakti sosial seni dan budaya. Acara Sosrow Music and Art dimeriahkan oleh beberapa band dan DJ dari Yogyakarta, antara lain Anterock Band, The Blue Jeans, Blangkon, Peacepot, Most Beat, Kroncong Sosro, Anonymousick, Diyos, Giana dan juga Dubyouth yang terdiri dari DJ D’Metz dan Heru Shaggydog, selain musik juga ada pembacaan puisi oleh Komunitas Bunga Seroja dan art performance oleh Sindhu Cutter.

Berawal Dari Obrolan Di Bawah Pohon Beringin

lashita_situmorangAwal ide Red District Proyek, berangkat dari sebuah pengalaman pribadi, ketika mengunjungi lokasi prostitusi Pasar Kembang Yogyakarta pada awal tahun 2008. Ketertarikan dari pengamatan langsung dan fenomena sosial yang terjadi di sana membawa pengalaman itu menjadi sebuah ide dan gagasan, untuk menciptakan ruang seni dan budaya bagi lokasi prostitusi yang dikenal masyarakat sebagai wilayah ‘terlarang’ atau wilayah lampu merah. Dengan sebuah kesadaran, bahwa seni dan budaya adalah hak setiap individu tanpa terkecuali dan adanya ruang seni dan budaya merupakan wujud dari penyediaan fasilitas dalam pemenuhan hak individu. Catatan ide dan gagasan tersebut berubah menjadi pembicaraan yang serius di bawah pohon beringin Jogja National Museum Yogyakarta, antara Lashita Situmorang (perupa) dan Irene Agrivina (perupa) yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah proyek bersama.

Proses pengolahan proposal proyek dibantu oleh Irene Agrivina dan Mufti Alfian sebagai Manager RDP pada saat itu. Selain itu diskusi dilakukan juga dengan beberapa rekan seniman, yang menghasilkan berbagai masukan yang berharga untuk perencanaan awal proyek. Di tempat yang sama, pada sebuah acara pembukaan pameran, Tim awal RDP bertemu dengan Ibu Yayuk dari MDTL (Museum Dan Tanah Liat) dari pembicaraan antara Tim awal RDP dan Ibu Yayuk adalah mengenai kabar berkesenian kami masing-masing dan tentang BOOM Seni Rupa 2008 yang fenomenal saat itu, kemudian Tim awal RDP menceritakan keinginan untuk melaksanakan proyek ini dengan cara membuat pameran penggalangan dana. Gayung bersambut, MDTL sangat tertarik dan siap membantu untuk mengorganisir pameran untuk menggalang dana proyek.

Penggalangan dana diorganisir oleh RDP bersama MDTL dan bekerjasama dengan KOONG Gallery Jakarta, dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus – 20 September 2008 bertempat di KOONG Gallery – Jakarta. Dalam membentuk pameran bersama, beberapa seniman ditawarkan untuk terlibat dalam membantu proyek ini. Kerjasama dan keterlibatan dalam mendukung penggalangan dana proyek ini, bersifat independent. Kemudian dalam pameran bersama tersebut, ada 39 orang seniman yang terlibat, dari Indonesia (Yogyakarta, Bandung, Jakarta) dan pada saat pembukaan 1 orang seniman dari Amerika Serikat menyumbangkan 2 karyanya untuk RDP.

rdplogoBerikut ini adalah seniman-seniman yang telah memberikan dukungannya di pameran penggalangan dana RDP: Agus Suwage, Alie Gopal, Arahmaiani, Arya Panjalu, Bayu Widodo, Bedebah, Bob Sick Yuditha, Cahyo Basuki Yopie, Edo Pillu, Erizal AS, Franziska Fennert, Hamad Khalaf, Irene Agrivina, Iwan Widjono, Jose Luis jaime, Doni Kabo, Lashita Situmorang, Lelyana, Lenny Ratnasari, Mes 56, Nana Tedja, Roderick Knudslien, Rudi ST Darma, S. Teddy. D, Sonia Prabowo, Teguh Ostentrik, Theresia Agustina, Titarubi, Tracy Hammer, Dwi Satya Acong, Ugo Untoro, Yani Halim, Yustoni Volunteero, Yunis Kartika, Totok Basuki, Sudandyo Widyo Aprianto, Wahyu Gunawan, Wilem Sugiri, Willy Himawan.

Selama proses penyiapan proyek, dari penggalangan dana hingga proses need assessment selama 4 bulan di Pasar kembang, Tim RDP mengalami restrukturisasi organisasi, yang kemudian terbentuk Tim Pelaksana Proyek, terdiri dari Lashita Situmorang sebagai Creator dan Koordinator Proyek, Rosna Bernadetha sebagai Peneliti yang kemudian menjadi Koordinator Program, Ayu Ajiasmoro sebagai Koordinator Lapangan, Rikki Zoel sebagai Koordinator Media dan Rahel Nandaka sebagai Koordinator KUBE. Penjaringan Tim RDP diatas berdasarkan pada kebutuhan RDP akan pengalaman khusus, kedekatan isu dan pengalaman bekerja bersama pekerja seks di wilayah prostitusi. Sekian proses diskusi dilakukan secara intensif hingga terbangun kesepakatan kerjasama untuk membangun RDP dengan visi dan misi yang sama.

Bersamaan dengan terbentuknya struktur organisasi tersebut, RDP kemudian merumuskan visi dan misi, dengan seni dan budaya sebagai medianya. Harapannya melalui seni dan budaya, perbedaan pemahaman di masyarakat dapat diharmoniskan dan dikomunikasikan dengan baik.

Informasi

Website
http://www.reddistrictproject.com

Contact Person
Rosna + 62 852 2899 2226
Nindia + 62 817 943 4413

Leave a Reply