Sekilas “Argenteuil, Hidup Memisahkan Diri” Karya NH Dini

Oleh Nana P >> http://nanas-readings.blogspot.com/2008/06/argenteuil.html

ARGENTEUIL, Hidup Memisahkan Diri merupakan salah satu seri “Cerita Kenangan” Nh. Dini, yang menceritakan tentang episode hidupnya mulai pertengahan tahun 1970-an. Mengapa Dini memakai istilah “Cerita Kenangan” untuk buku otobiografinya, Dini menjelaskannya pada bagian kelima buku ini.

“Kukenal perkataan-perkataan memoir, recit, narration, biographie, autobiographie, dan souvernirs. Pada dasarnya semua itu berarti tulisan berisi cerita yang bersangkutan dengan riwayat atau kisah hidup, kebanakan dihasilkan oleh orang yang menjadi tokoh utama atau si ‘aku”. (halaman 82)”

Terilhami oleh Marcel Pagnol yang menggunakan istilah ‘souvernirs’ yang berarti kenang-kenangan tatkala menuliskan kisah hidupnya, Dini pun menyebut serial otobiografinya “Seri Cerita Kenangan”. Dengan sengaja dia membagi kisah hidupnya dalam beberapa periode, sehingga juga terbagi menjadi beberapa buku, sehingga untuk menyebutnya, kita perlu menggunakan kata “seri”. ARGENTEUIL merupakan kisah lanjutan yang berjudul LA GRANDE BORNE. Kata ARGENTEUIL sendiri adalah nama sebuah kota kecil di tepian sungai Seine, kira-kira 10 km barat laut Paris. Setelah memutuskan untuk mengubah hidupnya secara drastis, untuk ‘menyembuhkan diri’ dari luka lama, ke sanalah Dini pindah, dan tidak mengikuti suaminya yang mendapatkan tugas sebagai Konsul Jenderal Prancis di Detroit, Amerika Serikat. Pada saat yang sama pula Dini dengan berani memutuskan untuk mengajukan gugatan cerai kepada suaminya. Meskipun berat pada awalnya, Dini menjadi mantap hatinya tatkala kedua buah hatinya, Lintang dan Padang, mendukungnya. Padang, si bungsu yang waktu itu masih berusia 8 tahun, berkata:

“Tidak apa-apa, Maman,” … “Dia mungkin papa yang baik; tapi sebagai laki-laki, sebagai suami, hemmmm, menyebalkan ya…”

Sedangkan Lintang yang berusia 15 tahun bahkan sudah bisa memberi usul yang sangat dewasa:

“Hati-hati, Maman, kalau kamu yang meninggalkan rumah tangga, jangan-jangan kelak kamu disalahkan oleh Pengadilan. Papa itu lelaki yang pintar menggunakan suasana demi kepentingannya…”

Untuk menghidupi hidupnya sendiri, Dini bekerja sebagai ‘dame de compagnie’ atau wanita pendamping bagi Monsieur Willm, kakak Alice Willm, salah satu sahabat Dini. Monsieur Willm lah yang tinggal di ARGENTEUIL, di sebuah rumah berlantai empat yang pernah ditinggali oleh Karl Marx. Tugas seorang ‘dame de compagnie’ – yang dalam English disebut ‘governess’ adalah mengurus, merawat, dan menjadi teman berbincang.

Di awal-awal hidupnya di ARGENTEUIL inilah Dini mempersiapkan otobiografinya yang dia bagi menjadi beberapa episode. Setelah sang suami dan si bungsu Padang pindah ke Detroit, Dini memiliki banyak waktu luang yang bisa dia gunakan untuk menekuni kegemarannya menulis. Lintang sendiri tinggal di asrama, dan hanya ‘pulang’ setiap akhir pekan. Di episode ARGENTEUIL inilah Dini mendengar kabar kematian kekasihnya, Maurice, alias Bagus, dari Angele, kakaknya. Di episode ini pula Dini berkesempatan untuk mengunjungi rumah pertanian tempat kekasihnya itu dilahirkan dan melihat dengan jelas ‘jejak-jejak’ yang ditinggalkan oleh Maurice sebagai bukti cintanya kepada Dini. Bagaimanakah perasaan Dini tatkala pertama kali mendengar kabar kematian kekasihnya itu? Bagaimana pula perasaan Dini tatkala menginjakkan kakinya ke tanah kelahiran cinta sejatinya?

Leave a Reply