[VIDEO] Mama Rovina, Pembawa Pelita Tenaga Surya di Lembata

Menghalau kelamnya kemiskinan desa terpencil dengan pelita, filter air lalu kompor.

 
OURBETTERWORLD.ORG – Hidup di daerah paling kering dari Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, sudah merupakan ujian berat tersendiri. Namun tantangan Ibu Rovina bukan semata soal sumur kering dan panen gagal. Ia seorang orangtua tunggal dengan dua orang anak yang harus tinggal menumpang di ruang tamu abangnya sejak suaminya pergi ke Malaysia pada tahun 2012 dan tak pernah pulang lagi.
 
Masa itu, menurutnya, adalah masa paling miris di dalam hidupnya. Harus membesarkan dua puterinya seorang diri, Ibu Rovina terus mencari akal untuk menafkahi keluarganya. Ia menyewakan motor ke tetangga, mencari madu di hutan, sampai belajar menggunakan tombak untuk berburu sotong dan teripang di laut. 
 

Impian Sederhana

Pada tahun 2014, ia bergabung dengan program Wonder Women (Perempuan Hebat) yang dijalankan lembaga Kopernik. Tujuannya sederhana saja: ia ingin mebangun rumah untuk anak-anaknya. Pada setiap kesempatan ia bersemangat bercerita tentang lampu bertenaga surya d.light S300, yang selalu ia tenteng saat pergi berburu sotong setiap subuh. Keterampilannya mendemokan lampu ini ternyata lebih ampuh katimbang kampanye iklan yang mahal. Ibu Rovina mampu menggaet semakin banyak peminat dari hari ke hari. 
 
Hanya dalam waktu satu-setengah tahun ia sudah cukup menambung dana untuk mulai membangun rumah impiannya. Pada bulan Juni 2015 rumahnya rampung dan siap dihuni. Sebuah rumah sederhana yang terbuat dari bata dan bambu namun memiliki pemandangan sangat indah dari puncak sebuah bukit. Dari rumahnya, terbentang panorama permai Laut Flores, pegunungan, dan matahari terbenam yang dahsyat. Menyaksikan Ibu Rovina berdiri memandang terbenamnya matahari di hadapannya sungguh mengharukan yang membuat hati bersyukur baginya. 
 
Ia sosok tegar penuh inspirasi. Seorang warga sekampungnya berkata: “Saya sangat bangga melihat Rovina sekarang. Dia telah berubah dari seorang janda yang sendu menjadi pribadi yang diteladani di kampung kami.”
 

“Berkat beliau, kampung kami tidak lagi di dalam kegelapan.”

 
Saat ditanya, apa impiannya yang berikut, Ibu Rovina menjawab bahwa ia ingin membuka kios yang menjual kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan anak-anak ke pendidikan tinggi. “Dulu saya menyimpan uang di kaleng sabun dan menanamnya di dalam tanah. Sekarang saya sudah membuka rekening bank, supaya bisa lebih banyak menabung sehingga impian cepat terwujud.”  Mengikuti perjalanannya tumbuh dari seorang perempuan biasa menjadi seorang wonder woman merupakan pengalaman paling menginspirasi dari program “Ibu Inspirasi” milik Kopernik.
 
 

Wirausahawan Sosial Mikro  

Rovina menjadi salah satu dari ratusan wonder women dari Kopernik, yang telah mendayakan kaum perempuan menjadi wirausahawan sosial tingkat mikro dalam memasyarakatkan sumber energi yang bebas polusi. Mereka berhasil menghubungkan komunitas-komunitas di wilayah terpencil dan tertinggal dengan teknologi ramah lingkungan dalam bentuk lampu tenaga surya, kompor bebas cemar, dan filter/saringan air. 
 
Lerbih dari 80 juta warga Indonesia hidup tanpa listrik dan jumlahnya lebih banyak lagi yang hidup dengan sarana listrik yang tidak memadai. Hampir 100 juta orang Indonesia menumpukan kehidupannya pada dapur dengan perapian tumpukan bata yang boros bahan bakar sekaligus berasap tebal. Dan air bersih sering kali menjadi kemewahan. Ada kebutuhan tinggi akan teknologi yang terjangkau dan ramah lingkungan, terutama di propinsi-propinsi termiskin di Indonesia bagian timur, akan tetapi kondisi geografis maupun demografis menjadi tantangan tersendiri bagi akses terhadap sumber energi.
 
Di sinilah prakarsa Kopernik’s Wonder Women Eastern Indonesia mengambil peran. Program ini melengkapi kaum perempuan dengan ketrampilan dan sumberdaya yang menjadikan mereka wirausahawan rakyat tingkat mikro. Pendekatan seperti ini merupakan cara yang laik dan berkelanjutan untuk menyambungkan teknologi-teknologi tersebut dengan mereka yang paling membutuhkan. Masyarakat dengan demikian dapat menghemat karena biasanya harus mencari kayu bakar, membeli minyak tanah, merebus air minum, atau membeli air bersih yang mahal. Mereka dapat menikmati tingkat kesehatan dan keselamatan yang lebih baik.    
 
Selain itu, Ibu Rovina dan Ibu Bekti (di video kedua di atas ini) mermperoleh pendidikan pengelolaan keuangan, penjualan dan pemasaran, ketrampilan bicara di depan umum, penggunaan teknologi beserta perawatannya, ditambah dengan bimbingan memotivasi mereka mengembangkan usaha.
 
Mereka kemudian mendapat hak konsinyasi atas usaha penjualan teknologi-teknologi itu sehingga mereka dapat merintis bisnis pribadi tanpa perlu terikat hutang, di mana pendapatan diperoleh dari persentase keuntungan. Semangat kaum perempuan setempat untuk membantu keluarga dan desa, dengan selalu senyum dan penuh canda, sekalipun di saat-saat yang paling berat, menjadi kesaksian nyata bahwa sungguh-sungguh mereka patut didaulat sebagai wonder women, ibu-ibu inspirasi Indonesia. :: ourbetterworld.org   
 
https://www.ourbetterworld.org/en/story/kopernik-indonesia-wonder-women                                                                                
 
 

Leave a Reply