Emas Untuk Tusuk Gigi Detektor Borax Temuan Luthfia dan Wening

luthfia wening temukan detektor borax - jurnalwargacomDETIKCOM – Luthfia Adila dan Dayu Laras Wening, dua siswi kelas XII SMA N 3 Semarang meraih medali emas International Exhibition for Young Inventors (IEYI) 2014. Mereka menang karena menemukan alat pendeteksi Borax berbentuk tusuk gigi.

International Exhibition for Young Inventors (IEYI) adalah ajang tahunan bagi inovasi dan kreativitas remaja mancanegara yang diadakan setiap tahun sejak 2004. IEYI dirintis sebagai kelanjutan dari hasil pertemuan The International Forum of Intellectual Property (IFIP) di Tokyo, Jepang, pada tahun 2003 dan merupakan usulan dari Japan Institute of Invention and Innovation (JIII). IEYI pertama diadakan di Jepang untuk kemudian digilir ke berbagai negara. Pada tahun 2014, IEYI diselenggarakan di Jakarta, Indonesia, dengan panitia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan diikuti oleh lebih dari 30 negara.

Kedua remaja itu tidak menyangka hasil karya mereka bisa mengalahkan pesaing-pesaing dari luar negeri di ajang yang berstandar tinggi itu.

Saat ditemui di sekolahnya, Wening mengatakan bahwa temuan itu berawal ketika isu daging yang mengandung Borax ramai diperbincangkan. Saat itu mereka bertanya-tanya bagaimana cara mendeteksi apakah ada kandungan Borax di dalam daging.

“Berawal dari kepekaan kita pada lingkungan. Ternyata kalau mau cek itu harus ke labolatorium, bayar Rp 30 ribu untuk satu sample dan menunggu sekitar 3 minggu untuk prosedurnya,” kata Wening kepada Detikcom, Sabtu (8/11/2014).

Dara kelahiran 15 November 1996 itu kemudian berkonsultasi dengan guru pembimbingnya hingga akhirnya tercetus memanfaatkan tusuk gigi. Menurut mereka tusuk gigi praktis dan yang pasti murah.

“Jadi orang-orang kalangan bawah juga harus bisa cek sendiri. Kalau pakai tusuk gigi ‘kan murah, praktis. Tadinya kepikiran pakai tusuk sate, tapi kebesaran,” tandasnya.

Dibantu guru pembimbing, mereka melakukan penelitian sejak kelas X. Pada tahun 2013, Wening dan “teman nguliknya” Luthfia Adila berhasil menemukan racikan bahan herbal yang bisa diaplikasikan ke tusuk gigi biasa. Cara kerjanya pun cukup efektif, tinggal menusukkannya ke daging dan tunggu 5 detik.

“Kalau berubah merah, berarti mengandung Borax. Tidak hanya daging, bisa juga mie, caranya (mie) digulung dulu jadi bola lalu ditusuk. Kalau krupuk, dihancurkan dan dicampur air kemudian oleskan di tusuk gigi,” terang Wening.

“Jadi kalau ke pasar bisa diam-diam tusukkan ke daging, jadi pedagangnya tidak tahu dan enggak marah-marah. Ini juga tidak merubah kualitas makanan, kok,” timpal Luthfia.

LUFTHIA & WENING DIWAWANCARA SARAH SECHAN

Temuan itu mereka beri nama Stick Of Borax Detector (SIBODEC). Saat ditemui Detikcom, Wening dan Luthfia masih enggan membeberkan rahasia pembuatan tusuk gigi ajaib itu. Kini mereka sedang berusaha memperoleh hak paten atas temuan mereka.

“Balai Besar POM Semarang ikut membantu pengujian. Kemarin datang ke sekolah dan mereka mengakui kalau temuan kami lebih efisien meski harus ada yang diperbaiki lagi,” pungkas Wening.

Tidak hanya mengusahakan hak paten, mereka juga sudah merencanakan menjual SIBODEC dengan kemasan kotak kecil berisi 35 sachet dengan harga Rp 35 ribu. Harga tersebut sangat murah karena satu sachet berisi dua tusuk gigi dan bisa digunakan beberapa kali.

“Jadi misal kita menusukkan ujungnya kemudian berwarna merah, maka potong ujungnya dan gunakan bagian lainnya,” ujar Wening.

Sementara itu Agus P selaku guru pembimbing mengatakan temuan dua siswi itu sudah pernah menjadi juara ke-3 di ajang National Young Innovator Award (NYIA) 2013. Setelah itu SIBODEC diajukan lagi ke ajang yang lebih tinggi. :: DETIKCOM/8nov2014

Diedit dari: Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila: Dengan “Stik Detektor Boraks” Raih Emas di IEYI 2014 

Leave a Reply