Lanny Rachmansyah Bela Koleksi Bromelia

daun lidah(Trubus-Online) ~ Lahan seluas 3.500 m2 di sebuah villa di Cisarua, Bogor, itu menjadi saksi bisu. Di sana neoregelia, nidularium, dan guzmania terhampar di bawah naungan net seluas 70 m2. Sebagian lain keluarga nanas-nanasan itu menjadi taman nan eksotis. Kecantikan 500 pot keluarga bromeliads itu merekam perjalanan Lanny Rachmansyah sejak 15 tahun silam. Istri mantan petinggi TNI itu mengumpulkan bromelia selama menemani suami berkeliling Asia.

Setiap kembali ke tanahair dari China, India, Malaysia, Thailand, dan Singapura, tas Lanny tak pernah kosong dari bromelia. Lembar daun berbentuk lidah atau pedang itu dibungkus koran lalu diselipkan di koper. ‘Sekadar buat koleksi. Jumlahnya tak banyak, tapi tak boleh terlewatkan. Rasanya seperti belum ke negeri itu bila tak membawa bromelia,’ kata kelahiran Manado 58 tahun silam itu.

Menurut Lanny hanya Filipina-negara di Asia Tenggara-yang belum pernah dikunjunginya. Namun, ia tak penasaran meski belum berburu ke negeri Marcos itu. ‘Banyak bromelia produksi Filipina dilempar ke Thailand. Di Siam sentra-sentra tanaman hias sudah saya kunjungi,’ kata pengusaha kerajinan tangan yang kerap memasok ke Istana Negara itu.

Cerita Lanny itu mengingatkan kisah importir tanaman hias belakangan. Menurut mereka Thailand menjadi negara transit bagi bromelia. Dari negeri Marcos bromelia dikirim ke Siam, lalu menyebar ke mancanegara. Toh, menurut Lanny sebetulnya Indonesia gudang beragam jenis neoregelia, guzmania, dan nidularium. ‘Pernah saya beli neoregelia di Singapura, ternyata banyak di Surabaya. Begitu juga jenis yang dibeli di Thailand,’ katanya.

Penghilang Sangar

Kesan sebagai kolektor bromelia langsung tertangkap begitu wartawan Trubus, Niken Anggrek Wulan, memasuki villa milik Lanny di Cisarua, Bogor. Dari pintu gerbang hingga beranda rumah tumbuh subur neoregelia pink grace yang berderet di tembok. Lidah daun berwarna pink kemerahan terlihat mencolok di tengah hijau dedaunan dan rumput. Di halaman depan dan belakang bromelia ditanam sebagai elemen taman.

Suasana di dalam villa tak kalah menawan. Sepot guzmania berdaun hijau dan berbunga merah bertengger di atas meja makan. Kesan sangar sudut-sudut villa disamarkan dengan menempatkan pot keramik berisi guzmania dan neoregelia. ‘Guzmania dipilih bila sedang berbunga. Sedang neoregelia bisa dipakai kapan saja karena berdaun cantik walau hanya dipilih yang berduri halus,’ katanya.

Guzmania juga diletakkan di pinggir jendela dan di pojokan tangga. Di sudut lain Lanny menempatkan phalaenopsis bunga putih dan bunga ungu. Anggrek bulan itu sekadar untuk menghindari kesan monoton ruang dalam villa. Menurut Lanny, kerabat nanas yang diletakkan di dalam ruangan itu diganti setiap seminggu sekali. Tanaman lalu dipindahkan ke luar untuk dipulihkan kondisinya.

Penuh Pengorbanan

Total koleksi bromelia yang mencapai 700 tanaman itu diperoleh penuh pengorbanan. ‘Mungkin suami menyangka saya lebih menyukai bromelia ketimbang dirinya,’ kata Lanny bergurau. Maklum, Lanny kerap mendahulukan berkunjung ke pameran tanaman hias ketimbang mengikuti acara keluarga atau mengunjungi pameran lain seperti otomotif, fashion, atau buku. Bila demikian, wajah cemberut putra dan putri menjadi pemandangan yang biasa. Toh sang suami, Rachmansyah, tetap rela menenteng pot berisi bromelia.

Lanny pun rela beradu mulut dengan petugas bandara di berbagai negara demi memboyong bromelia. Maklum, terkadang barang yang dibawa melebihi kapasitas. ‘Sebetulnya tinggal bayar kelebihan bagasi tak masalah,’ katanya. Belum lagi urusan imigrasi yang kerap berbelit. Padahal, menurut Lanny bromelia yang dibawa sekadar untuk koleksi. Bukan untuk diperjualbelikan seperti layaknya importir. Lanny pun selalu memastikan tanaman yang dibawa dalam kondisi sehat.

Toh, pengorbanan lain berbuah manis. Kini di kalangan penggemar bromelia ia dikenal sebagai kolektor sejati. ‘Mungkin ia satu-satunya kolektor bromelia terlama dan terbanyak dengan kondisi tetap terawat,’ kata Etje Harjati Anggoro, pekebun bromelia di Pondokcabe, Tangerang, yang menggeluti bromelia sejak 18 tahun silam. Ucapan Etje itu memang beralasan. Penelusuran Trubus banyak kolektor bromelia di penghujung 90-an yang kini kondisi koleksinya tak terawat karena beralih ke anthurium atau aglaonema.

Kini koleksi bromelia di villa di Cisarua itu bagaikan magnet bagi Lanny. Minimal sebulan sekali ia berkendaraan dari kediamannya di bilangan Jakarta Barat ke Bogor. Di bawah naungan net hitam, tubuh Lanny seolah tenggelam di balik keindahan daun neoregelia, tillandsia, dan bunga guzmania. Namun, dari sanalah wajah segar Lanny selalu muncul kala kembali ke ibukota. Bagi Lanny bromelia menjadi salah satu inspirasi hidup. (Destika Cahyana/Peliput: Niken Anggrek Wulan)

Sumber: Trubus-Online,16 Juni 2008, “Lanny Rachmansyah Inspirasi Dari Daun Lidah”

Leave a Reply