Pengalaman Pribadi Dorong Fenny Ciptakan BH Kesehatan

Berawal di tahun 1998, setelah melahirkan anaknya yang kedua. Seorang ibu muda bernama Fenny menghendaki BH menyusui yang nyaman dan mampu menjaga bentuk payudaranya. Namun ia tidak berhasil menemukan satu pun BH menyusui yang pas, kalaupun ada, harganya yang tidak pas. Ia tidak tinggal diam. Penasaran, perempuan yang terampil menjahit ini segera bereksperimen untuk menciptakan bra menyusui versinya sendiri. Dalam waktu singkat ia berhasil membuat BH menyusui yang sangat pas untuk dirinya, bahkan ia mendapatkan bentuk payudaranya pulih seperti sebelum hamil.

Mendengar ceritanya, sanak-keluarga pun berminat. “Banyak saudara saya yang minta dijahitkan,” kata Fenny. “Sayang, hasilnya waktu itu masih mengecewakan. BH yang saya jahitkan belum pas dengan ukuran payudara mereka. Punya saya bisa pas karena saya tahu betul bagaimana bentuk payudara saya.”

Kejadian itu memacu Fenny untuk belajar tentang anatomi payudara secara serius. Selain mengikuti berbagai seminar, ia membaca buku-buku rujukan yang paling berwenang tentang payudara dan berkonsultasi langsung dengan dokter-dokter kenalannya. Dari pengetahuan yang ia peroleh, Fenny berkesimpulan bahwa bentuk payudara sesungguhnya bisa dibenahi. Inilah yang menginspirasi Fenny untuk menekuni pembuatan BH atau bra yang mengutamakan kesehatan payudara dan mampu menjaga bentuk alaminya.

Selama satu tahun lebih, Fenny secara saksama memfokuskan diri pada pembuatan pola-pola dari berbagai bentuk payudara. Untuk memperoleh data yang nyata, ia tidak enggan untuk turun langsung ke lapangan mengumpulkan data tangan-pertama. “Saya pernah memburu bentuk payudara seseorang sampai mengadakan pendekatan dan menawarkan diri untuk menjahitkan BH untuknya,” kata Fenny dengan geli mengingat kejadian lalu tersebut.

Setelah produksi awal, Fenny juga turun sendiri ke lapangan untuk menjualnya. Ia mendatangi konsumen dari ‘pintu ke pintu’, menceritakan keunggulan dan faedah bra rancangannya dari orang ke orang. Ia mengakui bahwa banyak yang tidak percaya bahwa bra merek Elling buatannya bisa membenahi bentuk payudara. “Apalagi ini ‘kan produk lokal, mereknya juga dianggap kurang komersial,” tambah Fenny seadanya. Namun baginya nama Elling, yang diberikan oleh suaminya Awi, adalah tepat karena mengandung makna ‘ingatlah pentingnya merawat payudara’, sesuai kata aslinya ‘eling‘ yang dalam bahasa Jawa berarti ‘ingatlah’ atau ‘sadarlah’. Bahkan nama merek Elling Bra sudah dipatenkan atas nama dirinya.

Spesialis Bra Pesanan Perorangan

Keengganan khalayak sasarannya dalam menerima produk buatannya itu tidak membuat Fenny berkecil hati. Tetap ia rajin mensosialisasikan produknya ke tempat-tempat yang ia anggap dapat mendatangkan pelanggan. Secara konsisten ia memposisikan bra buatannya sebagai sarana perawatan kesehatan payudara yang membina bentuk payudara, bukan alat pembentuk payudara buatan. Untuk menjamin efektifnya bra yang ia ciptakan, Fenny lebih suka apabila ia bisa mengukur langsung tubuh calon pemakai karena dengan begini ia bisa menjahitkan bra yang betul-betul pas pada anatomi seorang individu. Ukuran bra yang pas akan menentukan faedah kesehatan yang diberikan konstruksi bra ciptaannya, terutama dalam menjaga jaringan-jaringan pada tiap payudara tertahan kumpul di tengah.

Karena berangkat dari pandangan kesehatan, Fenny memperkenalkan diri ke klinik-klinik untuk kemungkinan kerjasama. Karena dinilai sebagai seorang spesialis bra kesehatan, Fenny diminta untuk membuat bra khusus untuk pasien kanker payudara yang telah menjalani kemoterapi. Keterampilan yang disertai pengetahuan menghasilkan kepuasan demi kepuasan pada setiap pemakai bra ciptaan Fenny.

Sepuluh tahun Fenny bekerja keras membuktikan handalnya produk lokal, pentingnya mengingat kesehatan payudara dalam memilih bra. Kini setiap bulan Fenny memproduksi sekitar 200 buah bra jadi, di luar pesanan dan menyalurkannya ke berbagai klinik kesehatan dan pusat perawatan kecantikan di Jakarta, Surabaya, Bali, Kediri, Madiun, Bandung, dan Palembang. Selain bra, Fenny juga memproduksi celana dalam, bustier, korset, dan long torso. Pesanan juga datang dari luar negeri, antara lain dari para pelanggan di Malaysia, Singapura, Australia, Jerman dan Amerika Serikat.

“Banyak yang minta saya bikin gerai khusus, tapi saya tidak mau karena saya membuatnya sesuai dengan pengukuran,” kata Fenny sambil menjelaskan bahwa produknya dirancang untuk iklim tropis. Ia menggunakan bahan penyangga dari katun 100 persen sebagai pengganti kawat, tali nylon non-elastis yang mudah diatur kekencangannya, dan semacam katup [kap] terbuat dari bahan brokat nylon transparan pada bagian depan kiri-kanan yang dapat dibuka-tutup untuk mengatur kedudukan payudara. BH ciptaannya ini menyerupai penutup dada ibu menyusui dan hanya tersedia dalam tiga warna: putih, krem dan hitam.

Membangun Minat dan Empati Pada Anak

Bra bukan barang tabu yang harus disembunyikan Fenny dari keseharian anak-anak, bahkan anak laki-lakinya. Desainer bra ini bahkan mampu menumbuhkan empati pada kedua buah hatinya berkat perkenalan mereka dengan bra untuk penderita kanker payudara. Fenny selalu menekankan pada kedua anaknya untuk selalu peduli pada lingkungan dan sedapat mungkin membantu orang-orang yang kurang beruntung.

Anak keduanya, Naomi, sudah mulai menaruh perhatian pada usaha ibunya. “Naomi senang mendampingi saya menerima klien yang mau diukur untuk dibuatkan BH…Melalui pengalaman ini, saya harap Naomi bisa memperoleh wawasan tentang kesehatan payudara sambil mengembangkan empati.” Sedangkan si sulung, Marciano, karena ketertarikannya pada teknologi informasi, membantu ibunya dalam mendokumentasikan pola dan ukuran pelanggan secara digital.

Kedua anaknya yang tengah tumbuh ini juga mendorong Fenny untuk merancang bra untuk anak-anak ABG. “Saya mulai mendapat pesanan untuk anak-anak ABG yang baru tumbuh payudaranya. Mereka tahu saya biasanya dari internet. Saya senang, karena berarti, meski mereka masih muda, mereka sudah tahu bagaimana caranya merawat payudara sejak mulai tumbuh,” ujar Fenny yang berpendapat bra ibarat teman yang harus bisa menopang, melindungi dan memberikan rasa nyaman.

disarikan dari sumber-sumber:
http://www.tabloid-nakita.com/artikel.php3?edisi=09459&rubrik=tokoh
http://www.majalahpengusaha.com/content/view/672/50/
http://www.ellingbra.com

Leave a Reply