Siti Aminah, Pembuat Suling Pipa Pralon

Siti Aminah, perajin mainan suling dari pipa pralon.
Kelangkaan di tangan pengabdinya, Siti Aminah.

[SUARA MERDEKA] – DESA Tambirejo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan cukup dikenal sebagai daerah perajin seruling. Ya, dari desa inilah kerajinan seruling mainan dihasilkan dan diedarkan ke sejumlah daerah.

Jika dulunya membuat seruling mainan dengan bahan baku bambu, kini beralih ke pralon yakni berupa pipa plastik. Sebagaimana kita tahu, pralon adalah material yang digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan air. Namun, fungsi berbeda diperlihatkan Siti Aminah (34) warga RT 02 RW 09 Dusun Kepoh, Desa Tambirejo, Toroh.

“Sudah empat tahun terakhir ini saya menggunakan bahan baku pralon untuk membuat seruling mainan. Sebelum mengguakan pralon, biasanya pakai bambu wuluh yang saya cari di hutan. Tetapi sekarang sudah susah menemukan bambu itu di hutan, makanya beralih ke pralon,” kata Siti Aminah (34), seorang perajin seruling mainan, ketika ditemui Suara Merdeka di rumahnya, Minggu (11/3/2012).

Dari tangannya, telah menghasilkan seruling mainan yang diminati ribuan anak. Bahkan menjadikan desanya dikenal sebagai pemasok mainan tersebut.

Istri dari Darto (38), seorang pemain seruling dangdut ini mengaku baru saja menyetorkan seribu buah seruling, yang dipesan oleh seorang agen mainan dari Kudus. Untuk membuat seruling sebanyak itu, Siti Aminah yang dibantu dua anak lelakinya, Susilo (17) dan Suseno (13) paling tidak membutuhkan waktu Seminggu.

“Satu buah saya jual Rp 1.000 per seribu seruling, modalnya sekitar Rp 500 ribu termasuk biaya pengiriman. Satu pralon berukuran 5/8 inchi sepanjang empat meter seharga Rp 4.500 bisa jadi 15  seruling. Lalu untuk bahan peniupnya, menggunakan seng. Seribu seruling butuh seng selebar 2,5 meter, dan saya membelinya Rp 65 ribu,” ujarnya.

 

Bernada F

Siti Aminah, si pembuat suling.
Ketekunan seorang Siti Aminah yang tak terkirakan nilainya.

Keahlian Siti Aminah membuat seruling, ditularkan suaminya yang sejak empat bulan lalu bekerja di Kalimantan sebagai buruh bangunan. Seruling buatan Siti Aminah selalu dicari oleh agen-agen mainan dari luar kota seperti Bojonegoro, Jatim, Solo, Pati, Kudus, Semarang, dan Kebumen.

“Pesanannya banyak mas, tetapi tenaganya yang masih kurang. Saya sengaja membuat sendiri bersama anak-anak untuk menambah penghasilan. Kalau seruling dari pralon buatan saya ini, nadanya F. kalau dari bambu bisa bermacam-macam nada tergantung diameter lubangnya,” imbuhnya.

Untuk memotong, melubangi pralon, serta membuat peniup dari seng, Siti Aminah menggunakan peralatan sederhana buatan sendiri. Dengan bahan baku dan peralatan sederhana itu, Siti Aminah mampu membiayai hidup termasuk sekolah Dua anaknya.

“Kalau pendapatan suami saya dari bekerja di proyek, sengaja disimpan untuk keperluan yang lebih besar. Kami sekeluarga berharap, supaya mainan seruling selalu digemari anak-anak, supaya ada penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” kata Siti Aminah. :: SUARAMERDEKA/Dheky Kenedi/mar2012

sumber foto >> manteb.com, krjogja.com (Kedaulatan Rakyat)

 

Leave a Reply