Resep Maudy Winata Bisa Duniakan Dapur Indonesia

Ratna Maudy Winata, berani memimpin karena berani mengakui harus terus belajar.

[SWA] – Sebagai merek yang diluncurkan pertama kali di Bandung, Kokita terbilang sukses mengingat produk bumbu dan sambal asli Indonesia ini menjangkau pasar hingga Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika Selatan, Eropa Barat, Amerika Serikat dan lainnya. Kokita berhasil menjadi salah satu bukti kesuksesan kaum perempuan.

Kokita ‘dibesarkan’ oleh seorang perempuan bernama Maudy Ratna Winata, pemimpin PT Ikafood Putramas. Untuk menjadi seorang pengusaha seperti dirinya, Maudy berpegang teguh pada prinsip ‘tidak pernah berhenti belajar’. “Selama menjalani suatu pekerjaan, saya banyak belajar dari siapapun yang telah berhasil. Bagi saya, pengalaman merupakan guru bagi kita untuk dapat lebih maju lagi,” kata Maudy.

Resepnya Untuk Perempuan Jadi Pemimpin

Kelangkaan pemimpin perempuan, Maudy berpendapat, disebabkan budaya masyarakat yang menganggap bahwa perempuan tidak dapat menyamai peran seorang pria. “Sebenarnya yang membuat mereka (perempuan) sulit menjadi seorang nomor satu karena kebanyakan dari mereka kurang suka belajar, membaca, fokus dan tidak memiliki motivasi diri yang tinggi. Selain itu, mereka tidak memiliki keyakinan untuk menjadi seorang pemimpin perusahaan.”

Hal lain adalah ketidakmampuan seorang perempuan dalam melakukan time management dan mengubah mindset khususnya dalam hal time balancing. Ini sangat penting mengingat hampir setiap perempuan akan mengalami kesulitan saat mengambil keputusan apabila dihadapkan dengan 2 masalah besar antara keluarga dan perusahaan mau pun instansi pemerintahan. “Ketika seorang perempuan terlalu banyak membuang waktu untuk keluarga tanpa diimbangi pemberian waktu untuk pekerjaan, perusahaan tersebut akan terganggu dan mengalami banyak masalah. Demikian pula sebaliknya,” kata Maudy.

Harus Bisa Rangkul Bawahan

Maudy juga tidak setuju bila perempuan membutuhkan keberpihakan untuk menjadi seorang pemimpin. Menurutnya, pemimpin hadir dengan kepemilikan kemampuan dan keinginan untuk maju. Selain itu, pemimpin perempuan juga diharapkan mampu ‘merangkul’ bawahan. “Kemajuan tersebut tidak dapat dilakukan sendiri tanpa dukungan pegawai yang berada di posisi lebih rendah. Selain itu, seorang pemimpin juga harus menjadi panutan para pegawai.”

Sifat-sifat keperempuanan juga merupakan tantangan karena tanpa disadari, perempuan akan selalu memikirkan keluarga sehingga diperlukan manajemen waktu yang baik. Dalam hal pembagian waktu, Ibu kelahiran tahun 1940 ini tetap mengutamakan keluarga dalam hidup. Walaupun menurut Maudy, pekerjaan dan privasi tetap menuntut adanya pembagian waktu tersebut. “Saya harus memiliki time balance dalam membagi waktu agar semua yang dicita-citakan atau dimimpikan serta diharapkan baik oleh keluarga mau pun perusahaan dapat terealisasikan,” katanya. :: SWA/Acha/juni2011

http://swa.co.id/listed-articles/ibu-kokita-bongkar-kesuksesan-perempuan

Leave a Reply